Bro Cerdas

Membangun Perspektif Baru Dalam Industri Forex

Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

 


Trend Line atau Garis Trend adalah instrumen dasar dari analisis teknikal yang sering digunakan dalam trading forex meskipun tidak sepopuler support dan resistance.


Cara menggambarnya pun sangat mudah. Garis uptrend digambar dengan mengikuti deretan lembah yang bergerak naik sedangkan garis downtrend digambar mengikuti deretan puncak yang bergerak turun.


Untuk menggambar garis trend Anda hanya perlu menarik garis yang menghubungkan dua puncak atau lembah. Sangat mudah bukan? Seperti yang ditunjukkan dalam gambar diatas.


Untuk menggunakannya dalam trading Anda perlu mengetahui tiga jenis trend yaitu; Uptrend, Downtrend, dan Sideways. Dan penting untuk memperhatikan hal-hal berikut dalam penggunaannya :


Dengan dua puncak atau lembah Anda bisa menggambar garis trend, namun diperlukan puncak atau lembah berikutnya sebagai konfirmasi trend yang sedang terjadi.


Biasanya, semakin tajam sudut garis trend yang terbentuk maka akan semakin besar potensi terjadinya breakout setelah garis trend berhasil ditembus.


Dan sama halnya dengan support dan resistance, semakin banyak puncak atau lembah yang terhubung oleh garis trend maka boleh dikatakan semakin kuat pula trend yang sedang terjadi.


Sebagai catatan; dalam menggambar garis trend Anda harus mengikuti puncak atau lembah yang pas agar menghasilkan sinyal yang valid. Jangan memaksakan agar sesuai dengan pergerakan market. Jika memang tidak ada trend yang terbentuk yang harus dilakukan adalah menunggu hingga trend terbentuk.


Untuk menentukan area jual atau beli caranya adalah dengan cara membuat channel atau garis sejajar pada sudut yang sama dengan garis uptrend atau garis downtrend yang berfungsi untuk menentukan area potensial untuk melakukan entry.


Garis kuning pada gambar adalah contoh apa yang disebut channel sedangkan garis merah adalah garis trend. Untuk menggambar downtrend channel tariklah garis sejajar pada sudut yang sama dengan garis trend. Down channel digambar sejajar dengan garis downtrend dan up channel digambar sejajar dengan garis uptrend.


Area yang terbentuk dari kedua garis trend dan channel dianggap sebagai area potensial untuk melakukan entry. Saat harga menyentuh area bawah garis trend dapat dianggap sebagai area untuk buy/beli sedangkan saat harga menyentuh area atas garis trend dianggap sebagai area untuk sell/jual.


Yang perlu diingat adalah ketika menggambar channel harus benar-benar sejajar dengan garis trend karena jika satu garis mengarah ke sudut yang berbeda atau tidak sejajar akan berpengaruh pada hasil trading yang kurang baik.


Pada bagian bawah channel menjadi area untuk sell dan pada bagian atas channel menjadi area untuk buy.


Sama seperti menggambar garis trend, dalam menggambar channel jangan memaksakan agar sesuai dengan pergerakan market.


TRADING MENGGUNAKAN SUPPORT RESISTANCE


Dalam penerapannya Support dan Resistance memiliki dua cara yang populer yaitu Break (menembus) dan Bounce (memantul).


Dalam konteks Support dan Resistance kesalahan yang sering dilakukan oleh para trader adalah melakukan entry (eksekusi langsung) di garis support atau di garis resistance lalu menunggu dan berharap perkiraannya tepat. Meski terkadang bisa saja berhasil, namun cara ini selalu mengasumsikan bahwa level support dan resistance bersifat tetap. Padahal kita tahu bahwa level support dan resistance akan selalu bersifat dinamis dan tidak tetap.


Mengapa tidak langsung entry ketika harga persis di garis support atau di garis resistance? Bukankah dengan demikian kita mendapat harga terbaik?


Kita lihat contoh gambar yang menunjukkan peluang bounce di bawah ini :


Ketika market dalam kondisi bounce, akan lebih baik kita melakukan entry order buy setelah terjadi pantulan harga (bounce) sebagai konfirmasi dibanding dengan eksekusi langsung tepat di garis support.


Atau jika hendak menjual, tunggulah beberapa saat hingga terjadi pantulan dari garis resistance.


Cara ini jauh lebih aman karena Anda bisa terhindar dari resiko ketika harga bergerak cepat secara tiba-tiba dan menembus garis support atau resistance namun hanya sesaat kemudian lalu berbalik arah.


Secara teori praktis memang trader dapat melakukan entry dan exit kapan saja pada level support atau resistance yang kuat dan menghasilkan profit. Namun pada kenyataannya seringkali harga menembus level S/R berikutnya.


Artinya disamping memanfaatkan peluang bounce, kita juga harus memperhatikan ketika harga berhasil menembus level S/R (breakout).


Apa yang harus dilakukan ketika harga berhasil menembus level S/R?


Jika Anda adalah tipe trader yang agresif, lakukan entry ketika harga berhasil breakout atau menembus level support atau resistance secara pasti. Entry jika dan hanya jika harga berhasil menembus level S/R secara signifikan.

Atau jika Anda adalah trader yang lebih konservatif, Anda bisa membayangkan misalnya ketika melakukan entry buy dan berharap harga akan naik setelah memantul di level support. Namun ternyata yang terjadi adalah level support justru berhasil ditembus dan transaksi floating negatif.

Gambar diatas menunjukkan adanya pullback. Dibanding entry langsung pada saat support berhasil ditembus, Anda lebih baik menunggu terjadinya pullback ke area support atau resistance awal dan entry setelah harga memantul kembali.


Pullback adalah alasan kenapa area support yang telah berhasil ditembus menjadi resistance. Dan kunci agar berhasil mengambil keuntungan dari pergerakan ini adalah sabar.


Namun yang paling penting dari semua hal di atas tadi adalah; selalu gunakan STOP LOSS. Jangan tahan posisi hanya karena berharap harga akan berbalik. Karena level S/R tidak akan diuji setiap saat, pasti akan ada saat ketika harga hanya akan bergerak ke satu arah (trending).



KESIMPULAN


Saat harga bergerak naik dan pullback, level tertinggi sebelum terjadinya pullback adalah resistance. Dan saat harga lanjut naik kembali, level terendah sebelum harga naik kembali adalah support.


Support atau Resistance bukanlah angka atau nilai mutlak, namun merupakan sebuah area/level.


Ketika area resistance berhasil ditembus, maka resistance tersebut berpeluang untuk menjadi area support baru. Demikian juga ketika area support berhasil ditembus, maka support tersebut berpeluang untuk menjadi resistance yang baru.


Trading dengan menggunakan level S/R bisa diterapkan dalam kondisi market bounce atau breakout.


Entry dengan menunggu harga memantul, itu artinya Anda menghindari resiko terjadinya pergerakan harga yang cepat secara tiba-tiba dan membentuk level S/R baru.


Ketika terjadi breakout Anda bisa menunggu harga untuk pullback ke level S/R yang berhasil ditembus dan entry ketika harga memantul kembali. Cara ini lebih aman dibanding jika Anda langsung melakukan eksekusi pasar.

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]