Tampilkan postingan dengan label Trading. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Trading. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 November 2022

Cara Membuat Trading System

 


Di artikel kali ini kita akan bersama-sama membuat Trading System step by step mulai dari hal paling mendasar hingga trading system ini jadi dan siap dijalankan untuk menghasilkan profit secara konsisten.

Artikel ini akan terbagi menjadi lima bagian, karenanya bookmark halaman ini dan ikuti terus kelanjutannya. Percayalah, Anda akan banyak mendapatkan pengetahuan yang sangat menguntungkan dan bermanfaat dalam menjalankan trading dalam industri forex.


DASAR DARI TRADING SYSTEM

Ada tiga pilar utama yang harus dimiliki untuk dapat sukses di dalam trading yaitu;

MINDSET - Ini menjadi pilar utama untuk menjadi seorang trader sukses. Mindset ini menyangkut psikologi trading, kesadaran bahwa trading forex adalah sebuah bisnis yang harus dipelajari dan dipersiapkan dengan matang dan bukan skema untuk menjadi cepat kaya. Tahukah Anda bahwa 60% faktor inilah yang akan menentukan kesuksesan seorang trader.

Jadi dalam bahasa Bro Cerdas, bukan soal metode atau strategi yang ampuh bin jitu. Untuk mengalahkan pasar forex lebih dipengaruhi oleh "Bagaimana mengalahkan diri sendiri".

Itulah sebabnya kita tidak banyak membahas mengenai hal-hal praktis seperti strategi, metode, trik jitu, memberikan sinyal trading berbayar, apalagi live trading, itu akan menyesatkan nantinya. Tujuan kita adalah membirukan lautan forex dengan membentuk trader mandiri yang profit secara konsisten.

MONEY - Yang kedua ini menyangkut risk & money management. Faktor ini memiliki pengaruh terhadap kesuksesan seorang trader sebesar kurang lebih 30%.

METODE - Metode atau Trading System yang akan kita pelajari bersama-sama ini ternyata mempengaruhi kesuksesan trading secara keseluruhan hanya sebesar 10%. Lalu apakah ini berarti metode boleh dikatakan tidak penting dalam trading?

Secara keseluruhan kesuksesan seorang trader lebih dipengaruhi oleh mindset, bukan berarti metode itu tidak penting. Namun metode sebagus apapun jika tidak didasari oleh mindset yang benar tidak akan menghasilkan apa-apa. Sebaliknya meskipun metodenya sederhana namun dijalankan atau didasari oleh mindset yang benar maka dapat menghasilkan profit secara konsisten.

Oleh karenanya dalam artikel ini kita akan bersama-sama membangun sebuah trading system yang nantinya akan dijalankan secara konsisten dengan mindset yang benar agar dapat sungguh-sungguh menghasilkan profit secara konsisten.

Baiklah, sekarang mari kita mulai saja langkah demi langkah membangun Trading System kita.


1. Gaya Trading

Gaya trading berkaitan erat dengan kepribadian setiap trader. Oleh karenanya Anda pun harus menemukan gaya trading yang sesuai dengan karakter Anda sendiri, bukan ikut-ikutan orang lain entah itu konservatif atau agresif. Yang terpenting adalah sesuai dengan gaya dan karakter Anda sendiri.

2. Time Frame 

Hal berikutnya yang perlu dicari adalah time frame ideal yang sesuai dengan kegiatan Anda sehari-hari. Anda bisa memilih time frame berdasarkan gaya trading Anda baik itu scalping, daily, atau pun swing trader sesuai dengan waktu yang Anda miliki untuk menjalankan trading. Jika dibutuhkan Anda dapat menentukan indikator yang paling sesuai dengan gaya trading tersebut.

Di tahap ini tujuannya adalah untuk mencari durasi yang ideal dan waktu yang tepat agar tidak bentrok dengan kegiatan-kegiatan Anda yang lainnya. Ini penting, agar nantinya Anda dapat lebih fokus dalam menjalankan kegiatan trading.


CATAT dan INGAT 5 HAL INI :

Setiap trader itu unik.

Beda trader tentu akan beda system.

System harus dibangun agar trader merasa nyaman dan mengerti betul bagaimana system itu bekerja.

Jika Anda tidak memiliki system atau trading plan, dapat dipastikan Anda akan gagal dan kehilangan uang.

Loss adalah hal yang pasti dalam trading. Butuh kerja keras untuk dapat sukses dan berhasil meraih profit konsisten dalam trading. Tidak ada yang instan dalam trading. No Game, bukan untung-untungan.


Langkah-Langkah Dalam Membangun Trading System :

Anda harus tahu terlebih dahulu dimana titik EXIT (TP dan SL) untuk menentukan titik ENTRY dan jika diperlukan Anda dapat menentukan indikator yang dapat digunakan untuk menganalisa atau mendeteksi hal tersebut.

Tentukan aturan atau trading rules dan patuhi itu dengan baik, disiplin dan bertanggung jawab.

Langkah berikutnya jika Anda sudah menemukan itu adalah "lakukan backtest". Apa itu backtest dan manfaatnya sudah dibahas pada artikel sebelumnya. Anda bisa klik tautannya untuk membacanya kembali.

Setelah itu Anda dapat melakukan "forward test", untuk menguji system trading dalam kegiatan live trading.

Tentukan Risk Management. Tentukan berapa resiko trade per trade dan berapa resiko drawdownnya. Berapa modal yang dibutuhkan untuk menjalankan system trading Anda tersebut.

Dan jangan lupa untuk melakukan evaluasi terhadap trading system Anda tersebut.


POINT OF VIEW

System trading yang dibangun bertujuan untuk mengetahui :

Dimana Anda harus melakukan EXIT, baik itu Stop Loss (SL) atau Taking Profit (TP) dan kapan Anda akan ENTRY (masuk).

Buat Aturan atau Trading Rules. Sinyal seperti apa yang harus Anda lihat, entah berdasarkan chart pattern maupun candlestick pattern. Atau berdasarkan sinyal yang Anda temukan sendiri. Jika harga bergerak tidak sesuai dengan sinyal Anda, maka Anda tidak akan entry.

Dari berbagai indikator yang ada mana yang harus diikuti? Anda harus bekerja keras untuk menemukan jawaban akan hal ini dengan melakukan testing atau pengujian lalu tentukan mana yang paling nyaman, mana yang paling mudah dimengerti cara kerjanya. Carilah yang paling simpel dan sederhana serta mudah untuk Anda jalankan, Do it Easy, Do it Simple.


Point of Remember :

Pasar akan selalu berubah.

Apa yang kemarin bekerja dengan baik tidak menjamin akan selalu bekerja dengan baik pada hari ini.

Ada trading system yang bekerja dengan baik pada saat market sideways, ada trading system yang akan bekerja dengan baik pada saat market trending.

Tugas kita adalah mengenali kapan trading system kita akan bekerja dengan baik dan menghasilkan profit.

Melihat situasi market, apakah sesuai dengan trading system kita atau tidak. Jika tidak sesuai maka kita tidak akan melakukan entry, kita tidak akan trading saat itu.

Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari trading system kita.

Itu semua harus dibangun dengan testing, testing, dan testing. Kita harus bekerja keras untuk itu. Ingat, investasikan waktu terlebih dahulu sebelum Anda menginvestasikan uang Anda. Inilah psikologi trading versi Bro Cerdas.

Lagi-lagi ingatlah, "Trading adalah bisnis yang harus dipersiapkan dengan baik dan matang, bukan skema untuk menjadi cepat kaya".

ROMA tidak dibangun dalam sehari seperti candi prambanan. Demikian juga dengan trading system Anda, harus dibangun dengan kerja keras dan kemauan yang keras.


Bagian selanjutnya dari Cara Membuat Trading System adalah :

Back Test dan Forward Test (Part 2)

Risk and Money Management (Part 3)

Evaluasi (Part 4)

Psikologi Trading (Part 5)


Semoga Bermanfaat.

Rabu, 02 November 2022

Resesi, Siapa Takut?



RESESI, menjadi kata yang sering diucapkan belakangan ini dan terkesan begitu menakutkan. Padahal kita baru saja mengalami resesi pada beberapa waktu yang lalu dimana pertumbuhan ekonomi negara mengalami kemunduran selama 3 kuartal berturut-turut yang dipicu oleh pandemi covid-19 yang lalu.

Dalam ekonomi makro, resesi atau kemerosotan menurut wikipedia adalah kondisi ketika Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi bernilai negatif selama 2 kuartal atau lebih berturut-turut dalam 1 tahun maka negara itu dikatakan mengalami resesi. Dan pada saat pandemi covid-19 negara mana yang tidak mengalami resesi? Meningkatkan hutang dengan strategi defisit, pendapatan berkurang dan meningkatkan spending demi menyelamatkan rakyatnya.

Resesi sekarang ini menjadi sesuatu yang sangat menakutkan karena banyak disampaikan oleh para tokoh publik dan diterjemahkan oleh sebagian orang yang membuat pernyataan-pernyataan secara tidak bertanggungjawab. Misalnya;

"Akan terjadi PHK besar-besaran dimana-mana"

"Jangan berinvestasi, tahan cash"

"Bagi para seller sebaiknya tahan stok"

dan ada pernyataan yang menarik yaitu, "Jangan berikan marketing budget."

Pernyataan yang terakhir sangat bertentangan dengan apa yang dikatakan dalam dunia bisnis. Misalnya dikatakan dalam sebuah buku berjudul Global Recession yang ditulis oleh para ahli bisnis dari Harvard University. Dalam salah satu sub judulnya dikatakan disana, "Don't Cut Your Marketing Budget in a Recession", jangan memotong marketing budget Anda selama masa resesi.

Perlu dipahami bahwa resesi adalah terminologi di dalam ekonomi makro sedangkan bisnis sejatinya berjalan dalam landasan yang berbeda. Makro berbicara mengenai negara atau sesuatu yang besar sedangkan mikro berbicara mengenai lingkup yang kecil yaitu perusahaan atau usaha Anda. Keduanya adalah hal yang berbeda.

Strategi makro ekonomi adalah strategi rata-rata yang berbicara mengenai pendapatan secara nasional atau pedapatan per kapita. Produk homogen yang kemudian disebut sebagai komoditi dijumlahkan secara menyeluruh. Kemudian hal-hal yang bersifat strategi negara dalam menangani berbagai masalah, kemiskinan, pengangguran, inflasi, dan lain-lain. Lalu strategi fiskal, strategi moneter, dan bagaimana mendatangkan investasi asing. Bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Semua itu adalah strategi negara yang tidak akan selalu bisa diterapkan di dalam strategi bisnis.

Karena bisnis berlandasan pada segmentasi pasar. Produk yang sama dengan brand yang berbeda bisa saja memiliki segmen pasar yang berbeda. Jika sudah begini maka kita harus hati-hati dengan statement, "tahan uang, jangan spending." Ini justru akan mengakibatkan kita dapat memasuki area yang dinamakan resesi, depresi, stagnasi, lalu stagflasi. Jadi, tak perlu dilebih-lebihkan, tak perlu overthinking, kuasai dulu pengertiannya. Jangan sampai gagal paham.

Point viewnya adalah :

1. Hati-hati dengan terminologi makro dan terminologi mikro.

2. Ingatlah bahwa dalam situasi berbahaya akan selalu ada kesempatan.

Ada orang melihat situasi resesi adalah situasi yang berbahaya, "hati-hati, kita tiarap dulu." Namun ada yang melihat, "Eits tunggu dulu, justru ketika orang tiarap, kita investasi. Begitu badai berlalu kita akan menjadi yang paling siap." Siapa yang paling siap? Mereka yang punya uang cash, mereka yang mampu membaca data yang sebenarnya.

"Serakahlah ketika orang lain takut dan takutlah ketika orang lain serakah"

Baca Juga : Tips Berinvestasi Ala Lo Kheng Hong dan Warren Buffet


RESESI = TREND

Dari kacamata seorang trader forex, resesi hanyalah sebuah gejolak ekonomi yang justru menjadi momentum atau kesempatan untuk meraih profit besar. Karena bagi seorang trader, resesi berarti trend market akan terbentuk dan saat trend terjadi itulah maka peluang untuk meraih consecutive profit.

Sebagai trader forex tidak akan terpengaruh oleh resesi. Kenapa bisa begitu? Karena dalam kondisi apapun trader forex bisa buy atau sell, bukankah hanya ada dua pilihan itu? Dan baik buy atau pun sell sama-sama memiliki peluang profit.

Maksudnya begini; andaikan resesi benar-benar terjadi, dan market forex akan bergerak trend. Entah itu uptrend atau pun downtrend, intinya sama-sama trend. Jika trend bergerak naik (uptrend) trader akan masuk posisi buy, demikian sebaliknya jika trend bergerak turun (downtrend) trader akan masuk posisi sell. Dan jika karena dikatakan resesi lalu terjadi trend pergerakan harga market yang berlangsung lama bagi seorang trader forex ini menjadi sebuah kesempatan yang sangat bagus untuk meraup keuntungan dalam waktu yang lama pula, hingga trend berakhir. Khususnya bagi trader yang menganut Follow The Trend.

Kita ingat di beberapa tahun yang lalu ketika pandemi covid-19 melanda. Market forex mengalami trend pergerakan yang sangat kuat. Kita dapat bayangkan ketika market trending seperti itu bukankah itu menjadi sebuah peluang atau momentum untuk meraih profit sebesar-besarnya?

Jadi seharusnya jika kata orang resesi, bagi seorang trader forex ini adalah momentum yang sangat indah. Resesi, siapa takut?



Rabu, 26 Oktober 2022

Cara Menghasilkan Profit Dari Trading Forex



Bagaimana cara menghasilkan profit dari Trading Forex? Ini adalah pertanyaan yang selalu muncul di setiap sesi pertemuan dengan teman-teman baik secara formal mau pun informal.

Di artikel sebelumnya selalu ditekankan mengenai pemahaman bahwa trading adalah sebuah bisnis yang harus dipersiapkan dan dikelola dengan baik. Fokuslah pada portofolio secara keseluruhan, bukan pada trade per trade. Namanya bisnis atau dagang, tidak akan selalu menghasilkan profit setiap harinya. Seperti sebuah toko pakaian atau toko yang lain, pasti akan ada saat dimana omzet hari itu profitnya tidak sebanding dengan biaya atau cost harian toko tersebut. Begitu juga dalam trading, tidak selalu setiap trade akan menghasilkan profit. Akan ada saat dimana trade/transaksi kita lose pada hari itu, namun secara global misalnya dalam kurun waktu satu tahun portofolio kita tetap meningkat nilainya. Ini harus dipahami dan menjadi pola pikir yang benar. Ingat, trading forex adalah bisnis dan bukan skema untuk menjadi cepat kaya.

Melalui trading forex seharusnya hidup kita akan semakin santai, berpenghasilan cukup, semakin memiliki kualitas hidup yang lebih baik bukan sekedar gaya hidup. Perhatikan, kita harus membedakan istilah kualitas hidup dan gaya hidup. Kualitas hidup lebih mengarah kepada kehidupan yang berkualitas sedangkan gaya hidup mengarah kepada kehidupan yang hanya berisi sekedar gaya yang berkonotasi kepura-puraan. Dengan trading forex Anda seharusnya dapat memiliki kebebasan waktu dan kebebasan finansial secara nyata.

Bagaimana caranya? Simak artikel ini sampai akhir dan jangan lupa share/bagikan kepada teman-teman Anda.

Disini Bro Cerdas tidak akan memberikan sinyal trading, metode trading, apalagi rumus trading atau cawan suci yang akan membuat Anda selalu profit di setiap trade, tidak. Jadi jika Anda sedang mencari itu semua, Anda boleh tinggalkan halaman ini dan melanjutkan pencarian Anda.

Pertanyaannya hanya satu, "Berapa banyak waktu dan uang yang sudah Anda keluarkan dalam mencari itu semua?" Masuk grup-grup sinyal forex yang katanya "anti loss", "100% profit", "sinyal pembayar hutang", dan lain-lain.

Tinggalkan dan buang jauh-jauh semua itu dan mulailah dengan menemukan dan membangun jati diri Anda sendiri. Mulailah belajar menjadi Trader yang Mandiri sekarang juga! Jangan tunda lagi agar Anda tidak kehilangan uang semakin banyak lagi.

Temukan metode atau trading plan Anda sendiri dan lakukan backtest terhadap metode Anda itu. Berapa probabilitas profitnya, berapa consecutive profitnya, berapa consecutive losenya, dan berapa average holding periodnya.

Setelah Anda temukan itu, berjanjilah untuk setia dengan metode trading Anda sendiri. Yang Anda tahu hanya satu metode yang Anda miliki itu. Yang Anda tahu metode trading Andalah yang terbaik, karenanya Anda akan menjalankannya secara terus menerus dengan disiplin. Jalankan metode trading yang Anda temukan sendiri secara ketat dan patuhi rulesnya dengan baik.

Anda hanya tahu satu metode yaitu metode yang Anda temukan sendiri. Metode yang sudah Anda backtest dan menghasilkan probabilitas profit yang cukup misalnya saja 61%, artinya metode Anda memiliki kemungkinan profit sebesar 61% dari keseluruhan trade. Dengan begitu Anda akan yakin bahwa metode trading Anda "PASTI" akan menghasilkan profit.

Bahkan jika dalam satu atau beberapa trade harus lose pun Anda tidak akan menjadi ketakutan atau khawatir seperti trader pada umumnya (yang belum melakukan backtest terhadap metodenya). Anda akan tetap bisa tersenyum penuh keyakinan bahwa next trade akan profit. Keyakinan ini sangat penting teman-teman, dan harus Anda miliki.

Percayalah, semakin sedikit Anda tahu atau memiliki metode trading maka akan semakin besarlah peluang Anda untuk menghasilkan profit. Karena Anda hanya akan menjalankan satu metode yang sudah teruji dan memiliki probabilitas 61%. Mikir apa lagi coba? Jelas-jelas metode Anda memiliki probabilitas sebesar itu, ya sudah tinggal jalankan saja tanpa perlu pikir panjang lagi.

Tidak perlu dengar apa kata orang tentang metode Anda yang mungkin mengatakan metodenya salah, jelek, tidak bagus, dan lain sebagainya. Faktanya data backtest menunjukkan metode Anda memiliki probabilitas profit di atas 50% bukan? Ini hanya soal probabilitas.

Lakukan entry trading hanya jika market sesuai dengan opini metode atau trading plan Anda. Jangan memaksakan diri untuk masuk market hanya karena berpikir kalau tidak entry berarti belum trading. Namun Anda harus berpikir ketika kondisi market sedang tidak sesuai trading plan, inilah saatnya Anda untuk bersantai dan menikmati hidup Anda. Ibarat penjual es doger keliling, ketika sejak pagi hujan deras terus menerus tanpa henti maka akan lebih baik untuk istirahat di rumah dan tidak melakukan aktivitas berjualan. Apa jadinya jika tetap memaksakan diri untuk keliling dan berjualan es doger di tengah hujan lebat yang belum diketahui kapan akan berakhir dan berganti menjadi panas terik?

Ingat, dengan trading forex hidup Anda seharusnya menjadi lebih berkualitas. Salah satunya adalah memiliki kebebasan waktu yang tidak akan didapatkan oleh mereka para pekerja atau karyawan kantoran bahkan oleh seorang direktur perusahaan besar sekali pun. Inilah salah satu yang menarik dari trading forex. Indah sekali bukan? Kurang indah apa lagi coba?


SETUP and FORGET

Karena hanya tahu dan hanya memiliki satu metode trading Anda akan dengan mudah melakukan setup atau order ketika market sesuai dengan opini metode trading Anda. Kemudian Anda juga akan dengan mudah melakukan "forget" untuk kemudian menjalankan aktivitas yang lain. Anda tidak akan bolak-balik melihat chart atau grafik pergerakan harga untuk memantau trade. Setup & Forget, apapun hasilnya nanti tidak akan menjadi masalah bagi Anda, toh itu hanya 1 trade bukan keseluruhan portofolio. Anda akan terhindar dari emosi fear & greedy yang selama ini menjadi momok para trader dan menjadi penyebab terbesar kerugian yang mereka alami.

Penyebab kerugian/lose bukan karena market yang salah atau broker yang salah (meskipun ada juga broker yang nakal), tetapi penyebab utama kerugian yang sering dialami oleh trader forex adalah cara menjalankannya yang salah.


Itulah sekelumit cerita dan pengalaman mengenai cara menghasilkan profit dari trading forex. Simpel dan sangat sederhana? Ya, memang se-sederhana dan se-simpel itulah trading forex teman-teman... dan karena pada dasarnya trading forex adalah bentuk bisnis atau perdagangan yang simpel. Hanya ada dua pilihan di dalam trading forex yaitu "Buy" atau "Sell" dan hanya ada dua akibat dari resiko atau konsekuensi pilihan itu juga yaitu "Profit" atau "Lose". Sederhana sekali, jadi mari teman-teman trader! Mulailah berpikir dan memandang trading forex secara sederhana agar kita semakin mudah dan menikmati perjalanannya.

Bagi teman-teman yang mau lebih jauh menikmati perjalanan dan berproses menjadi trader yang mandiri dengan berbagai informasi dan edukasi yang benar dan seimbang dalam menjalankan bisnis di industri forex bisa mendaftarkan email aktif melalui link halaman ini, tanpa dipungut biaya satu rupiah pun alias GRATIS.

Semoga bermanfaat dan menjadi berkat bagi kita semua.



Jumat, 14 Oktober 2022

Cara Menjadi Trader Mandiri Dan Profit Konsisten

Bagaimana cara menjadi seorang trader profesional? Bagaimana menghasilkan uang dari trading? Bagaimana mencapai Trading for Living seperti para profesional?

Yang pasti adalah, setiap trader profesional awalnya adalah newbie atau pemula. Mereka pasti pernah berada pada level dimana saat ini kita berada dan tidak secara mendadak atau instan menjadi trader profesional dan profit konsisten.

Pada artikel ini kita akan bersama-sama melihat pada level atau tahap apa yang lebih dari 80% trader menyerah dan berhenti lalu pergi meninggalkan trading forex.

Inilah jalan atau perjalanan yang pasti akan dilalui oleh setiap trader profesional. Inilah level atau tahapan yang harus Anda lalui untuk menjadi trader mandiri dan profit konsisten. Tidak ada yang instan, setiap level harus dilalui satu per satu. Ingat, trading forex bukan skema untuk menjadi cepat kaya.


Berikut adalah tahapan yang "PASTI" akan dilalui oleh seorang trader profesional :


1. NEWBIE (Unconsious Incompetence)

Setiap trader profesional dulunya adalah newbie. Tahap dimana orang belum sadar apa itu trading dan belum memiliki ilmunya. Hanya mengenal trading dari cerita orang lain melalui berbagai media digital atau lebih parah lagi dari iming-iming oknum broker nakal. Karena minimnya pengetahuan yang dimiliki dan mungkin juga karena sedang tidak ada kerjaan lalu mencoba masuk ke dunia trading hingga akhirnya menjalankan trading secara tebak menebak harga atau menjalankan trading seperti judi.

Namun ini adalah tahapan atau level yang wajar. Semua trader pasti akan melewati tahap ini. Seorang trader profesional pun awalnya adalah newbie.

Level dimana seorang trader baru mengenal tentang trading. Yang ada dalam pikiran mereka adalah trading adalah cara untuk meraih keuntungan besar dalam waktu singkat.

Emosi sangat mendominasi dalam trading mereka. Tebak menebak harga, sibuk mencari rekomendasi kesana kemari, mengharap keuntungan besar dari setiap transaksi yang ujung-ujungnya justru kerugian besar yang didapat dan mengalami kehancuran. Mereka melakukan trading berdasarkan euforia, melawan trend, dan mencari atau mengejar momentum.

Dan yang pasti para newbie ini belum memiliki trading system yang jelas sehingga ketika berhasil mendapatkan keuntungan mereka menjadi over confidence.


2. ROOKIE (Consious Incompetence)

Di tahap yang kedua atau kita sebut rookie ini seorang trader mulai menyadari bahwa ada sesuatu di dalam trading. Trading bukan sekedar tebak menebak harga, ia mulai menyadari bahwa trading itu ada tehniknya. Jika dalam bidang olahraga tertentu seperti basket misalnya; seorang rookie ini sudah menyadari bahwa ada cara untuk bisa bermain basket dengan baik. Berbeda dengan newbie yang masih menganggap basket hanya sebuah permainan atau kesenangan.

Rookie sudah menyadari tentang perlunya sebuah pengetahuan dan skills dalam menjalankan trading. Namun mereka belum memiliki sebuah pengetahuan yang cukup. Oleh karena itu pada tahap ini seorang rookie mulai mencari ilmu, mencari mentor, mulai mencari pengetahuan-pengetahuan mengenai trading dari berbagai sumber.

Pada tahap inilah cycle of dome terjadi karena pada tahap inilah seorang trader mulai mencari jati diri dan system apa yang harus dilakukan. Masih menjadi kutu loncat dengan berpindah-pindah dari satu trading system ke trading system yang lain. Mereka masih terus mencari holy grail, hingga mereka akan menemukan apa yang disebut dalam tahap ketiga yaitu Awakening Moment.

Pada perjalanan tahap kedua ini seorang trader mulai menyadari kesalahan-kesalahan sebelumnya. Kenapa mereka bisa profit dan saya loss? Berarti ada sesuatu yang harus saya gali lebih dalam lagi.

Mulai mencari tahu lebih jauh dan mencoba banyak sekali trading system, mulai mempelajari indikator-indikator trading. Mulai mencari jurus-jurus pamungkas atau holy grail.

Namun pada tahap ini mereka belum bisa menghasilkan profit yang konsisten dan merasa sudah berjalan dengan benar namun sebenarnya mereka hanya bergerak di tempat.

Merasa dengan mengetahui lebih banyak tentang analisa teknikal atau pun fundamental akan membuat keuntungan datang dengan cepat. Dan seringkali ketika hasilnya buruk mereka menyalahkan faktor eksternal sebagi penyebab kerugiannya.

Tahap ini menjadi tahap yang sangat berbahaya jika seorang trader tidak bisa menemukan apa yang ada pada tahap ketiga berikut ini.


3. Awakening Moment

Ini adalah tahapan terpenting dari perjalanan seorang trader profesional. Tanpa momen ini banyak sekali trader yang berhenti dan mundur dari dunia trading karena terjebak cycle of dome pada level kedua.

Tanpa awakening moment seorang trader tidak akan dapat bergerak maju ke tahapan selanjutnya dimana competency sudah mulai terbentuk, sudah mulai mengerti bahwa trading itu seharusnya seperti apa. Awakening moment menjadi tahap yang paling penting yang harus muncul dan dilalui seorang trader untuk bisa naik ke level selanjutnya.

Pada tahap kedua itulah karena tidak menemukan awakening moment, banyak trader yang kemudian akhirnya berhenti karena putus asa dan lain sebagainya lalu memutuskan bergabung dengan banyak sekali orang yang mengatakan bahwa trading itu judi, trading itu bisnis sesat dan sangat berbahaya.

Itulah sebabnya Anda harus dapat menemukan awakening moment dalam diri Anda sendiri. Beberapa pertanyaan penting ini dapat dijadikan panduan untuk menemukan awakening moment.

Yang pertama : Apakah Anda sudah memiliki trading system dan setia pada satu trading system? Jika sudah apakah trading system ini sudah Anda uji dengan backtest?

Baca Juga : Backtest, Manfaat dan Cara Melakukannya


Yang kedua : Apakah Anda sudah memiliki trading jurnal dan mencatat semua transaksi yang Anda lakukan? 

Yang ketiga : Apakah Anda sudah menyediakan waktu khusus untuk secara rutin melakukan evaluasi atau mereview semua transaksi yang tercatat dalam jurnal tersebut?

Hingga akhirnya Anda bisa menggunakan trading system Anda di waktu dan kondisi market yang tepat. Trading system saya akan bekerja dan menghasilkan profit ketika market sedang begini atau begitu. Sehingga ketika market tidak sedang berada pada situasi yang cocok Anda akan menghindar dan tidak memaksakan diri untuk masuk karena tidak sesuai dengan trading system Anda.

Gunakan tools pada tempat yang tepat. Anda tidak akan membuka baut menggunakan palu, Anda tidak akan mengharap sejuknya udara pegunungan ketika sedang berada di gurun atau padang pasir.

Di tahap ini seorang trader menyadari betul bahwa market tidak bisa diprediksi. Pasar tidak pernah salah, opini traderlah yang salah. Itulah sebabnya kita memerlukan exit loss atau stop loss, kita membutuhkan target plan yang realistis.

Menyadari bahwa menghasilkan sejumlah profit dari serangkai transaksi bukan hasil dari satu transaksi. Mereka akan fokus pada portofolio secara keseluruhan bukan pada trade per trade.

Pada tahap ini teman-teman akan menyadari pentingnya Risk & Money Management, pentingnya memiliki pola pikir yang benar terhadap trading.

Disinilah Stick to the System akan terjadi, Anda akan memiliki checklist terhadap sinyal trading untuk menghilangkan subyektifitas dan menghilangkan emosi. Menjadi pondasi yang kuat untuk masuk ke tahap perjalanan trader selanjutnya.


4. JUNIOR (Consious Competence)

Setelah seorang trader menemukan awakening moment tahapan selanjutnya adalan junior dimana seorang trader sudah memiliki trading system dan kesadaran penuh bahwa trading itu harus begini harus begitu. Hingga akhirnya mereka akan sampai kepada tahap kelima.

Pada tahap ini seorang trader sudah melakukan trading menggunakan logika - trade with data. Hanya masuk pasar ketika system memanggil untuk itu, trading sesuai dengan sinyal dari trading system yang sudah di-backtest. Dan mulai terbiasa menggunakan stop loss.

Junior menyadari betul bahwa pada akhirnya trading system yang digunakan bisa menghasilkan keuntungan. Semakin percaya diri karena memiliki trading system yang sudah teruji.

Pada akhirnya semakin menyadari bahwa menjadi kaya tidak bisa dilakukan secara instan atau dalam waktu semalam. Trading adalah bisnis, bukan skema untuk menjadi cepat kaya.


5. SENIOR (Unconsious Competence)

Ini adalah tahapan seorang trader profesional yang sudah memiliki trading system yang jelas dan konsisten. Mereka sudah memiliki kompetensi penuh dengan trading system mereka dan sudah memiliki intuisi terhadap trading system mereka.

Pada tahap ini intuisi trading Anda mulai terbangun karena kebiasaan melakukan trading sesuai trading system, sesuai sinyal dari trading system Anda sendiri. Sama halnya dengan kebiasaan menyetir mobil, pada awalnya akan kaku namun karena kebiasaan akhirnya unconsious Anda akan bekerja karena habit dan sudah terbawa dalam alam bawah sadar. Intuisi yang terbangun akan menjadi unconsious action.

Sangat disiplin dan komitmen dengan trading system atau trading plan.

Emosi sudah digantikan oleh logika.

Hanya melakukan trading dengan persiapan matang berdasarkan data dan riset yang cukup dan benar.


Itulah Cara Menjadi Trader Mandiri dan Profit Konsisten atau perjalanan dari seorang trader sebelum mereka mencapai tahap Unconsious Competence atau seorang trader profesional. Untuk lebih jauh mempelajari hal ini Anda bisa bergabung bersama komunitas yang memberikan informasi secara benar dan seimbang, bukan iming-iming atau memberikan janji-janji palsu dengan mendaftarkan email aktif Anda DISINI, gratis tidak dipungut biaya apapun.


Berada di tahap manakah saya?

Rabu, 05 Oktober 2022

Candlestick

Candlestick Jepang

Candlestick adalah satu instrumen dalam chart/grafik yang populer dengan sebutan "Candlestick Jepang". Ditemukan pertama kalinya oleh Steve Nison yang mempelajarinya dari sesama broker Jepang dan melakukan penelitian kemudian menuliskan hasil dari teorinya hingga pada tahun 90-an penggunaan candlestick ini semakin populer hingga saat ini.

Apa Sih Candlestick Jepang?

Grafik candlestick seperti gambar diatas digunakan untuk memvisualisasikan aktivitas pergerakan harga dalam kurun waktu tertentu (time frame). Dan grafik candlestick ini dapat dipergunakan dalam time frame berapa pun, baik 1 menit, 15 menit, 1 jam, 4 jam, maupun time frame selanjutnya yang lebih lama.

Diperlukan data Harga Open (O), High (H), Low (L), dan Close (C) untuk membentuk sebuah candlestick.

Biasanya akan diberi warna hijau atau putih ketika harga penutupan (C) berada di atas harga pembukaan (O) yang artinya harga bergerak naik (bullish) dan akan diberi warna merah atau hitam ketika harga penutupan (C) berada di bawah harga pembukaan (O) yang artinya pada time frame tersebut harga bergerak turun (bearish).

Bagian candlestick yang berwarna dan berbentuk persegi disebut "body" yang mencerminkan harga open dan harga close.

Garis yang terdapat di bagian atas atau bawah body disebut dengan tail/shadow yang menunjukkan harga tertinggi (H) dan harga terendah (L) selama time frame tertentu.

Titik pada ujung tail/shadow yang berada di atas body disebut sebagai "upper shadow" atau harga tertinggi, sedangkan titik pada ujung tail/shadow yang berada di bawah body disebut "lower shadow" atau harga terendah.

Dengan melihat bentuk dan ukuran candlestick kita mendapatkan gambaran mengenai kekuatan antara pembeli dan penjual. Semakin panjang body candlestick yang terbentuk itu artinya semakin kuatlah tekanan jual (short) atau tekan beli (long). Sebagai catatan tambahan dalam hal ini bullish adalah pembeli dan bearish adalah penjual.

Candlestick berwarna putih dengan body panjang pada gambar diatas menunjukkan kekuatan pembeli dan harga sedang bullish. Sedangkan candlestick berwarna hitam dengan body panjang menunjukkan kekuatan penjual dan harga sedang bearish.


Candlestick Dengan Shadow/Tail

Shadow/tail dapat terjadi baik di bagian atas dan atau bawah candlestick yang menunjukkan hal penting dalam sesi perdagangan.

Long Upper Shadow (gambar kiri) menunjukkan bahwa di awal harga sempat bergerak naik namun karena sesuatu dan lain hal yang kita tidak pernah tahu, harga kemudian bergerak turun dan ditutup di bawah harga pembukaan.

Long Lower Shadow (gambar kanan) menunjukkan bahwa di awal harga sempat bergerak turun tajam namun karena sesuatu yang kita juga tidak akan pernah tahu, harga kemudian bergerak naik dan ditutup di atas harga pembukaan.


Pola Candlestick

Di halaman lain situs ini kita pernah membahas mengenai Formasi Candlestick (Chart Pattern). Artikel ini menjadi pelengkap bahasan mengenai Chart Pattern sebelumnya, silakan klik linknya untuk mempelajarinya.

Dalam analisis teknikal para trader banyak mempelajari pola-pola candlestick yang terbentuk berdasarkan histori di waktu sebelumnya untuk memperkirakan arah harga di waktu yang akan datang. Diantaranya ada yang menjadi sangat populer karena akurasi sinyal yang kerap ditunjukkan dari pola-pola candlestick yang terbentuk.



Diantaranya adalah sebagai berikut :


Spinning Tops

Spinning Tops adalah candlestick dengan body yang pendek memiliki long upper shadow dan long lower shadow tidak peduli apakah itu candlestick berwarna putih/hijau mau pun hitam/merah.


Body yang kecil menunjukkan harga bergerak di rentang yang tipis, artinya harga pembukaan dan penutupan tidak selisih banyak. Dan tail/shadow yang panjang menunjukkan adanya volatilitas yang cukup ketat diantara penjual dan pembeli.

Spinning tops dapat terjadi dalam market uptrend maupun downtrend dan biasanya setelah itu besar kemungkinan terjadinya pembalikan arah, meski tidak selalu.


Marubozu

Ciri-ciri dari pola candlestick marubozu adalah tidak memiliki tail/shadow. Harga tertinggi dan terendah sama dengan harga pembukaan dan penutupan di sesi tersebut.


White marubozu (gambar kiri), candlestick dengan warna putih panjang tanpa tail/shadow ini menunjukkan harga terendah sama dengan harga open dan harga tertingginya sama dengan harga close. Menjadi candle bullish yang memberikan sinyal peluang akan terjadinya bullish lanjutan atau reversal bullish.

Sedangkan black marubozu (gambar kanan), candlestick dengan warna hitam panjang tanpa tail/shadow ini menunjukkan harga tertinggi sama dengan harga open dan harga terendahnya sama dengan harga close. Menjadi candle bearish yang memberikan sinyal peluang akan terjadinya bearish lanjutan atau reversal bearish.


Candlestick Doji

Ciri-ciri candlestick doji adalah memiliki body yang tipis sekali disebabkan oleh harga pembukaan sama dengan harga penutupan. Sepanjang sesi harga bergerak volatil namun ditutup pada harga yang sama dengan harga pembukaan.

Berikut ini adalah gambar 4 bentuk candlestick doji yang paling umum.



Perhatikan chart candlestick sebelumnya ketika candlestick membentuk doji. Ketika doji terbentuk setelah candlestick sebelumnya bullish panjang seperti dalam contoh gambar itu menjadi sinyal overbought. Dengan asumsi bahwa kekuatan pembeli sudah jauh berkurang.

Sebaliknya ketika doji terbentuk setelah candlestick sebelumnya bearish panjang itu menjadi sinyal oversold. Asumsinya adalah kekuatan penjual sudah mulai menurun dan bersiap untuk beralih kepada kekuatan pembeli.

Namun meskipun harga sudah turun sedemikian untuk melakukan pembelian di sesi berikutnya diperlukan candlestick putih (bullish) yang harga penutupannya di atas harga pembukaan candlestick hitam (bearish) sebelumnya sebagai konfirmasi.

Itulah pembahasan mengenai Candlestick Jepang yang sangat populer di dalam industri forex.

Semoga sampai di sini Anda semakin memahami dan mendalami jenis dan pola candlestick untuk membuat keputusan di dalam trading. Kita masih akan mendalami mengenai pola-pola candlestick ini dalam beberapa artikel selanjutnya.


Kamis, 29 September 2022

Trend Line

 


Trend Line atau Garis Trend adalah instrumen dasar dari analisis teknikal yang sering digunakan dalam trading forex meskipun tidak sepopuler support dan resistance.


Cara menggambarnya pun sangat mudah. Garis uptrend digambar dengan mengikuti deretan lembah yang bergerak naik sedangkan garis downtrend digambar mengikuti deretan puncak yang bergerak turun.

Untuk menggambar garis trend Anda hanya perlu menarik garis yang menghubungkan dua puncak atau lembah. Sangat mudah bukan? Seperti yang ditunjukkan dalam gambar diatas.


Untuk menggunakannya dalam trading Anda perlu mengetahui tiga jenis trend yaitu; Uptrend, Downtrend, dan Sideways. Dan penting untuk memperhatikan hal-hal berikut dalam penggunaannya :

Dengan dua puncak atau lembah Anda bisa menggambar garis trend, namun diperlukan puncak atau lembah berikutnya sebagai konfirmasi trend yang sedang terjadi.

Biasanya, semakin tajam sudut garis trend yang terbentuk maka akan semakin besar potensi terjadinya breakout setelah garis trend berhasil ditembus.

Dan sama halnya dengan support dan resistance, semakin banyak puncak atau lembah yang terhubung oleh garis trend maka boleh dikatakan semakin kuat pula trend yang sedang terjadi.

Sebagai catatan; dalam menggambar garis trend Anda harus mengikuti puncak atau lembah yang pas agar menghasilkan sinyal yang valid. Jangan memaksakan agar sesuai dengan pergerakan market. Jika memang tidak ada trend yang terbentuk yang harus dilakukan adalah menunggu hingga trend terbentuk.


Untuk menentukan area jual atau beli caranya adalah dengan cara membuat channel atau garis sejajar pada sudut yang sama dengan garis uptrend atau garis downtrend yang berfungsi untuk menentukan area potensial untuk melakukan entry.


Garis kuning pada gambar adalah contoh apa yang disebut channel sedangkan garis merah adalah garis trend. Untuk menggambar downtrend channel tariklah garis sejajar pada sudut yang sama dengan garis trend. Down channel digambar sejajar dengan garis downtrend dan up channel digambar sejajar dengan garis uptrend.

Area yang terbentuk dari kedua garis trend dan channel dianggap sebagai area potensial untuk melakukan entry. Saat harga menyentuh area bawah garis trend dapat dianggap sebagai area untuk buy/beli sedangkan saat harga menyentuh area atas garis trend dianggap sebagai area untuk sell/jual.

Yang perlu diingat adalah ketika menggambar channel harus benar-benar sejajar dengan garis trend karena jika satu garis mengarah ke sudut yang berbeda atau tidak sejajar akan berpengaruh pada hasil trading yang kurang baik.

Pada bagian bawah channel menjadi area untuk sell dan pada bagian atas channel menjadi area untuk buy.

Sama seperti menggambar garis trend, dalam menggambar channel jangan memaksakan agar sesuai dengan pergerakan market.


TRADING MENGGUNAKAN SUPPORT RESISTANCE

Dalam penerapannya Support dan Resistance memiliki dua cara yang populer yaitu Break (menembus) dan Bounce (memantul).

Dalam konteks Support dan Resistance kesalahan yang sering dilakukan oleh para trader adalah melakukan entry (eksekusi langsung) di garis support atau di garis resistance lalu menunggu dan berharap perkiraannya tepat. Meski terkadang bisa saja berhasil, namun cara ini selalu mengasumsikan bahwa level support dan resistance bersifat tetap. Padahal kita tahu bahwa level support dan resistance akan selalu bersifat dinamis dan tidak tetap.

Mengapa tidak langsung entry ketika harga persis di garis support atau di garis resistance? Bukankah dengan demikian kita mendapat harga terbaik?

Kita lihat contoh gambar yang menunjukkan peluang bounce di bawah ini :


Ketika market dalam kondisi bounce, akan lebih baik kita melakukan entry order buy setelah terjadi pantulan harga (bounce) sebagai konfirmasi dibanding dengan eksekusi langsung tepat di garis support.

Atau jika hendak menjual, tunggulah beberapa saat hingga terjadi pantulan dari garis resistance.


Cara ini jauh lebih aman karena Anda bisa terhindar dari resiko ketika harga bergerak cepat secara tiba-tiba dan menembus garis support atau resistance namun hanya sesaat kemudian lalu berbalik arah.

Secara teori praktis memang trader dapat melakukan entry dan exit kapan saja pada level support atau resistance yang kuat dan menghasilkan profit. Namun pada kenyataannya seringkali harga menembus level S/R berikutnya.

Artinya disamping memanfaatkan peluang bounce, kita juga harus memperhatikan ketika harga berhasil menembus level S/R (breakout).

Apa yang harus dilakukan ketika harga berhasil menembus level S/R?

Jika Anda adalah tipe trader yang agresif, lakukan entry ketika harga berhasil breakout atau menembus level support atau resistance secara pasti. Entry jika dan hanya jika harga berhasil menembus level S/R secara signifikan.

Atau jika Anda adalah trader yang lebih konservatif, Anda bisa membayangkan misalnya ketika melakukan entry buy dan berharap harga akan naik setelah memantul di level support. Namun ternyata yang terjadi adalah level support justru berhasil ditembus dan transaksi floating negatif.

Gambar diatas menunjukkan adanya pullback. Dibanding entry langsung pada saat support berhasil ditembus, Anda lebih baik menunggu terjadinya pullback ke area support atau resistance awal dan entry setelah harga memantul kembali.

Pullback adalah alasan kenapa area support yang telah berhasil ditembus menjadi resistance. Dan kunci agar berhasil mengambil keuntungan dari pergerakan ini adalah sabar.

Namun yang paling penting dari semua hal di atas tadi adalah; selalu gunakan STOP LOSS. Jangan tahan posisi hanya karena berharap harga akan berbalik. Karena level S/R tidak akan diuji setiap saat, pasti akan ada saat ketika harga hanya akan bergerak ke satu arah (trending).


KESIMPULAN

Saat harga bergerak naik dan pullback, level tertinggi sebelum terjadinya pullback adalah resistance. Dan saat harga lanjut naik kembali, level terendah sebelum harga naik kembali adalah support.

Support atau Resistance bukanlah angka atau nilai mutlak, namun merupakan sebuah area/level.

Ketika area resistance berhasil ditembus, maka resistance tersebut berpeluang untuk menjadi area support baru. Demikian juga ketika area support berhasil ditembus, maka support tersebut berpeluang untuk menjadi resistance yang baru.

Trading dengan menggunakan level S/R bisa diterapkan dalam kondisi market bounce atau breakout.

Entry dengan menunggu harga memantul, itu artinya Anda menghindari resiko terjadinya pergerakan harga yang cepat secara tiba-tiba dan membentuk level S/R baru.

Ketika terjadi breakout Anda bisa menunggu harga untuk pullback ke level S/R yang berhasil ditembus dan entry ketika harga memantul kembali. Cara ini lebih aman dibanding jika Anda langsung melakukan eksekusi pasar.

Sabtu, 24 September 2022

Analisis Teknikal



Untuk memahami Analisis Teknikal dengan baik kita akan mulai dengan dasar-dasar dari analisis teknikal itu sendiri yaitu; Support dan Resistance (S/R). Ini adalah pelajaran yang sangat dasar bagi para trader pemula. Setelah pembahasan ini kita akan berlanjut kepada bahasan selanjutnya step-by-step hingga Anda dapat sungguh memahami mekanisme dasar dalam trading forex.

Support dan Resistance adalah konsep mendasar yang paling sering dipergunakan dalam trading dan setiap trader selalu akan memiliki cara atau keunikan tersendiri dalam menentukan S/R ini.

Gambar diatas menunjukkan dengan cukup jelas dasar teori Support dan Resistance. Saat harga bergerak naik dan kembali turun, titik tertinggi sebelum harga bergerak turun menjadi titik resistance dan titik terendah sebelum harga kembali bergerak naik menjadi titik support. Support dan resistance ini akan terus menerus terjadi selama harga bergerak naik atau turun.


Titik atau level support dan resistance tidak bersifat mutlak. Kadang harga bergerak menembus level S/R yang sudah kita tentukan namun harga berbalik arah dan tidak mampu menembus/break. Para trader menyebut ini dengan pasar sedang menguji level S/R seperti ditunjukkan dalam grafik.


Tail/ekor pada candlestick menunjukkan pasar sedang menguji level garis support. Pasar sedang berusaha break/menembus harga di level support namun tidak berhasil, ini berarti tidak terjadi breakout.

Lalu bagaimana caranya untuk mengetahui bahwa level support hanya sedang diuji atau akan breakout?

Tidak ada jawaban yang pasti untuk hal ini, karena memang kita tidak pernah bisa mengetahui secara pasti kemana harga akan bergerak diwaktu selanjutnya. Ada yang mengatakan, jika harga harga penutupan berhasil menembus level S/R maka akan terjadi breakout. Namun pada kenyataan hal ini tidak selalu terjadi.

Harga penutupan berhasil melewati garis support namun harga kembali bergerak naik ke atas, bukannya breakout tetapi justru semakin jauh bergerak ke atas. Jadi dapat kita simpulkan bahwa level S/R bukanlah angka pasti namun sebagai level kisaran/rentang harga.

Gunakan chart metatrader Anda untuk menentukan level support dan resistance. Hati-hati dengan harga tertinggi dan terendah pada candlestick karena seringkali terbentuk oleh reaksi/refleks market yang bersifat sesaat.

Dalam menentukan level S/R carilah harga yang sesungguhnya dengan mencari area-area dimana terbentuk lebih dari satu top atau bottom seperti contoh dalam gambar.


PRINSIP DASAR SUPPORT DAN RESISTANCE

Saat harga menembus sebuah level resistance, maka level tersebut akan menjadi level support baru.

Semakin banyak level S/R yang tersentuh namun tidak berhasil ditembus itu artinya semakin kuatlah level S/R tersebut.

Saat level S/R berhasil ditembus atau breakout, maka kekuatannya sangat bergantung kepada berapa lama level-level S/R tersebut berhasil ditahan.

Gambar berikut akan menunjukkan mana level S/R yang strong dan mana level S/R yang minor.


Meski kelihatannya sulit namun dengan terus berlatih Anda akan terbiasa dan dengan mudah akan dapat menentukan atau mengidentifikasi level-level Support dan Resistance secara mandiri.

Selanjutnya kita akan belajar lebih jauh tentang bagaimana menentukan level Support dan Resistance secara diagonal atau Trend Line dan cara penggunaannya dalam trading.

Kamis, 15 September 2022

Cara Trading Forex Yang Benar

Cara trading forex yang baik dan benar


Bro Cerdas tidak akan memberikan jalan pintas atau jalan instan karena tidak ada cara instan dalam trading forex. Forex bukan skema untuk menjadi cepat kaya. Forex adalah bisnis seperti halnya bisnis-bisnis lainnya yang harus dipersiapkan dengan baik dan matang.

Kami tidak akan memberikan bahkan menjual sinyal maupun metode trading melalui grup telegram atau grup whatsapp seperti banyak terjadi di luar sana. Yang kami ingin berikan adalah pemahaman yang benar, tepat, dan seimbang mengenai "bagaimana cara menjalankan bisnis dalam industri forex dengan perspektif yang baru agar menghasilkan profit secara konsisten dalam jangka panjang untuk mencapai apa yang disebut "Trading for Living."

Kami yakin setiap trader memiliki analisa, strategi, dan metode trading yang unik dan personal dan kami juga yakin semua analisa, strategi, dan metode trading itu memiliki potensi untuk menghasilkan profit secara konsisten jika dilakukan secara konsisten dan disiplin.

Satu-satunya kesalahan yang membuat trader akhirnya harus loss bahkan kena margin call atau stop out adalah "menjalankan secara keliru".


Mari kita hitung dan jawab beberapa pertanyaan berikut ini;

Pernahkah Anda profit besar lalu masuk lagi dengan memperbesar lot dan hasilnya malah loss?

Pernahkah Anda menggeser SL atau TP ketika trade sedang floating?

Pernahkah Anda close trade ketika harga sedang floating negatif karena takut kena SL dan ternyata kemudian harga berbalik arah?

Atau, pernahkah Anda close trade ketika harga sedang floating positif karena kuatir TP tidak tercapai namun ternyata TP tersentuh?

Pernahkah Anda berpikir harga sudah oversold dan sekaranglah saatnya buy, namun ternyata harga terus meluncur ke bawah dan loss?

Atau pernahkah Anda berpikir harga sudah overbought dan sekaranglah saatnya sell, namun ternyata harga terus bergerak naik dan loss?

Jika jawabannya "pernah" maka proficiat buat Anda, karena setelah ini Anda seharusnya tidak akan pernah mengalaminya lagi.


Lalu apa yang seharusnya dijalankan? Lihat contoh metode seperti dalam chart di bawah ini. Namun Anda harus mencari dan menemukan metode Anda sendiri secara mandiri lalu jalankan dengan cara seperti yang akan kami contohkan ini.

Metode Breakout

Ketika market sedang seperti ini saya akan gunakan metode breakout dengan setup pending order; Buy Stop di titik R1 TP di garis R2, SL di support terdekat di bawah garis R1.

Ketika harga berada di area R1-R2 saya akan setup pending order; Buy Stop di titik R2 TP di garis R3, SL di support terdekat di bawah garis R2.

Ketika harga berada di area R2-R3, saya akan setup pending order; Buy Stop di titik R3 TP di garis R4, SL di support terdekat di bawah garis R3; atau Sell Stop di support terdekat di bawah garis R2 TP di garis R1, SL di resistance terdekat di atas titik R2.

Tentukan lebih dahulu harga exitnya, baik TP maupun SL nya berdasarkan garis resistance dan support yang kuat. Baru setelah itu menentukan dimana harga entrynya.

Dengan cara seperti di atas kemungkinannya adalah :

1. Order tidak tereksekusi.

2. Order tereksekusi dan kena SL

3. Order tereksekusi dan kena TP

Bukankah memang hanya seperti itu yang terjadi dalam trading forex? Kalau tidak loss ya profit. Tetapi tunggu dulu, dengan pending order ada kemungkinan order tidak tereksekusi karena ternyata harga langsung bergerak berlawanan dan karena order kita tidak tereksekusi kita terhindar dari loss. Bayangkan jika saat itu Anda bukan melakukan pending order tetapi langsung entry dan harga langsung bergerak ke arah berlawanan, apa yang terjadi? Loss kan? Artinya apa? Dengan pending order kita berusaha mengantisipasi atau meminimalisir resiko.

Ini prinsipnya :

Saya akan masuk pasar jika dan hanya jika pending order tereksekusi.

Trade akan close jika dan hanya jika kena TP/SL, bukan close by trader (manual).

Jadi, ketika sudah setup pending order dan sudah tereksekusi maka lupakan trading Anda, lakukan aktivitas lainnya dan nikmati hidup Anda. Biarkan SL atau TP yang menutup transaksi Anda. Kalau saya bilang SL dan TP adalah asisten kita yang bertugas menutup transaksi secara otomatis sehingga kita tidak perlu lagi bolak-balik melihat atau memantau chart.

Jalankan metode Anda secara disiplin dan konsisten, tanpa close manual (intervensi) sama sekali. Biarkan SL atau TP yang melakukannya.

Untuk meyakinkan apakah metode Anda ini akan berhasil atau tidak Anda bisa melakukan "backtest" terlebih dahulu sebelum benar-benar dijalankan dalam riil trading Anda.

Baca juga : Backtest, Manfaat dan Cara Melakukannya


Kesimpulan :

Untuk menjalankan trading forex agar menghasilkan profit konsisten dalam jangka panjang maka Anda perlu :

1. Temukan dan tentukan metode trading Anda sendiri secara mandiri.

2. Lakukan backtest.

3. Jalankan metode trading Anda secara disiplin dan konsisten.

Hanya dengan melakukan tiga hal di atas, saya berani mengatakan bahwa trading Anda pasti akan menghasilkan profit secara konsisten.